Jumat, 16 Juli 2010

Pujasera

                  KFF : Lokasinya hoki

Lokasi Ciamik, Dagangan Laris
Tak perlu membuat promosi besar-besaran yang akan menghabiskan biaya. Dengan konsep yang matang, para tenant dan pengunjung akan datang sendiri.


Sore itu, jalanan di kawasan Kemang, tampak macet. Hal yang lumrah. Kawasan itu bak magnet bagi warga Jakarta, baik yang mengantongi KTP Indonesia maupun berpaspor asing. Meski peruntukannya bukan untuk ruang usaha, banyak butik, restoran, kafe, dan hotel berdiri di kawasan tersebut.  


Bagi sebagian kalangan, selain sebagai tempat hang out yang cool, Kemang adalah surga kuliner. Mau mencari makanan khas India, ada. Makanan asli Eropa, juga ada. Bahkan, kalau Anda mau mencari makanan khas Manado, juga ada. Lalu, apa jadinya kalau Anda datang beramai-ramai dengan kolega tapi punya keinginan menyantap makanan yang berbeda-beda? Tak seru bila harus berpisah tempat tongkrongan hanya karena selera makanan yang berbeda. 

Beruntung, di Kemang kini ada Kemang Food Festival (KFF), tempat hang out yang mengusung konsep Pusat Jajanan Serba Ada (Pujasera). Namanya juga “serba ada”, maka tak heran kalau di KFF ada berupa-rupa gerai yang menyediakan makanan. 

Lokasi KFF sungguh strategis, karena berada di jantung Kemang. Menurut Julian Prima, Manager Promosi KFF, “KFF memiliki luas areal 4800 m2 dan lokasi KFF sangatlah strategis karena berada ditengah-tengah pusat resto/tempat makan yang harganya murah dibandingkan tempat makan disekitarnya, makanya KFF menjadi pilihan mereka. Selain itu juga, lokasi KFF pun memiliki hoki tersendiri.” 

KFF yang berlokasi di Jalan Kemang Raya no 19 c, Jakarta Selatan mulai berdiri di tahun 2006. Sang pemilik yang bernama Adrian dan Awan, tak tanggung-tanggung merogoh koceknya hingga Rp2 miliar untuk mengonsep KFF.

Pada awal berdirinya, KFF mengusung konsep baru yakni pujasera yang memiliki tempat makan di alam terbuka. Konsep tersebut diperoleh dari empunya yang ketika itu sedang berlibur di luar negeri, kemudian direalisasikan konsep tersebut ke Indonesia.

Hingga saat ini KFF telah merangkul 34 tenant mulai tenant kuliner hingga pakaian (butik), diantaranya Roti Bakar Eddy, Dimsum, Raja Bubur, Opi's Kebab, Cafe Oh La La, Nasi Bakar, Spageti Tek-Tek, dan tempat penjualan kaset Kemang Disc.

Para tenant ini beroperasi setiap hari, mulai buka pukul 17.00 hingga pukul 03.00. Biasanya para pengunjung mulai ramai pada pukul 20.00. Para pengunjung KFF pun bervariasi, biasanya di Senin sampai Kamis para pengunjungnya adalah para executive muda. Di akhir pekan biasanya didominasi para remaja yang berasal dari berbagai belahan Jakarta mulai dari Jakarta Barat, Jakarta Timur, Derpok, hingga Bekasi, sedangkan di hari libur pengunjungnya adalah keluarga. Salah satunya pengunjungnya adalah Mega, salah seorang mahasiswa di Jakarta yang berasal dari Bekasi, “Biasanya di akhir pekan KFF tuh rame banget, banyak pengunjung yang harus waiting list terlebih dahulu untuk makan di KFF.”

Untuk masalah tempat, para tenant KFF ditawarkan beberapa jenis tempat yang berbeda ukuran. Ada yang berukuran dengan luas 10 m2 hingga 78 m2, Tiap Ukuran pun membedakan biaya sewa tempatnya. Untuk tempat yang berukuran 10 m2, pihak KFF sendiri mematok harga mulai Rp5 juta-Rp10 juta.
 Untuk menarik para pengunjung tentunya tiap pihak KFF memiliki kiat tersendiri. Pihak KFF sendiri secara berkala mengadakan acara bagi para pengunjungnya, “Biasanya di akhir pekan kami mengadakan acara musik, nonton pertandingan sepak bola atau nonton balap GP bareng,” jelas Julian, pria yang mengawali karirnya di EO. Selain itu, guna memanjakan para pengunjung, KFF menyediakan fasilitas sebuah big screen berukuran 3x4m tujuannya agar para pengunjung dapat menikmati tontonan yang disajikan KFF dan wi-fi gratis.

Untuk harga yang ditawarkan di KFF pun sangat bervariasi, mulai Rp9.000 hingga Rp50.000-an.” Dilihat dari faktor harga, KFF memang lebih murah dibandingkan dengan harga yang ditawarkan resto-resto di sekitar Kemang, hal tersebutlah yang menjadi alasan para pengunjung datang ke KFF.

Hingga saat ini KFF memiliki 40 orang karyawan, mulai dari petugas kebersihan hingga keamanan. Tiap bulannya KFF menggelontorkan Rp70 juta-an untuk biaya operational, membuat event, dan menggaji karyawan.
 
Taman Kuliner
Selain KFF, kita dapat menjumpai Taman Kuliner (Tamkul) yang terletak di Jalan Raya Kali malang KAV 22, tepatnya di depan komplek Kodam Kalimalang. Tamkul memiliki luas area 1300 m2 untuk area makan dan luas area parkirnya 1200 m2.

Menurut Manajer Taman Kuliner, Chandra Djamaludin, “Investasi awal yang dikeluarkan sang pemilik untuk membuat konsep ini sekitar Rp800 juta, itupun di luar tempat. Taman Kuliner sendiri lahir dengan tiga konsep pembeda, yang pertama all freshco yaitu ruang makan terbuka, kedua tatemi ialah ruang makan yang berbentuk lesehan, dan ketiga tempat makan yang tertutup.”

Hingga saat ini, Tamkul telah merangkul 16 tenant, diantaranya K-24, Cirkle K, Pelangi Bakmi, Dimsum Happy, Dapur Pojok, Ice Qimo, dan lain-lain. Para tenant biasanya beroperasi mulai pukul 17.00 – 01.00. “Para pengunjung pun beragam, mulai pelajar hingga keluarga, biasanya mereka mulai ramai pukul 20.00,” jelas C. Purba, sang pemilik yang berumur 32 tahun ini. 

Untuk penyewaan tempat, Tamkul menawarkan tempat kepada tenant dengan service cash Rp800.000/m2 per tahun dan dikenakaan service cash sebesar 15% dari omset. “Jadi, dengan asumsi jika gerainya berukuran 2x4 m, si penyewa tiap bulannya dikenakan biaya kurang lebih Rp960.000/bulan, itu belum termasuk biaya management fee sebesar 12,5% dari omset Tamkul yang mencapai Rp10-Rp16 juta per hari,” tutur C.Purba, sang pemilik yang juga seorang pengusaha kelapa sawit di Aceh dan Riau.

Beragam fasilitas pun Tamkul hadirkan bagi pengunjungnya, diantaranya wi-fi gratis, big screen yang dapat menampilkan sms pengunjung Tamkul, ruang rapat yang mampu menampung 14-20 orang peserta, dan beberapa acara musik yang digelar setiap Jumat malam. Menurut Chandra, “Kami membuat sebuah inovasi baru dengan program SIMMS, yaitu sebuah program baru di Indonesia, kegunaannya adalah untuk menampilkan sms para pengunjung Tamkul di Big Screen kami.”

Harga yang ditawarkan di Tamkul pun bervariasi, mulai Rp9.000-Rp40.000 an. Hingga saat ini Tamkul memiliki 20 orang karyawan, mulai dari petugas kebersihan, keamanan, hingga kasir. Tiap bulannya Tamkul mengeluarkan biaya sebesar Rp20-Rp25 juta per bulan.

Berani Mencoba?

Langkah yang pertama adalah penentuan lokasi. Lokasi yang berada di pusat tempat makanan dan perkantoran merupakan lahan yang potensial bagi pengembangan usaha pujasera, seperti penempatan lokasi KFF. Dalam penentuan lokasi, penilaian target pasar pun harus dilakukan sebelumnya dan semaksimal mugkin mampu memenuhi kebutuhan para konsumen.

Dalam memulai usaha ini, kita pun memerlukan beberapa karyawan, mulai pegawai kemanan, kebersihan, hingga kasir. Selanjutnya, adalah konsep. Menurut Chandra, “Dengan konsep yang matang, manajemen tidak perlu membuat promosi besar-besaran yang nantinya akan mengeluarkan banyak uang untuk mengundang para tenant dan pengunjung untuk datang. Para tenant datang sendiri, kami hanya memasang plang kalau tempat ini akan dibuka foodcourt.” 

Setelah konsep matang, ada baiknya pengelola membuat beragam acara. Misalnya saja mengadakan acara musik atau nonton bareng rutin ditiap minggu. Penyediaan fasilitas pun penting, seperti penyediaan wi-fi gratis bagi pengunjung dan penyediaan big screen untuk sekadar nonton bareng.

  
[Aswin Cahyadi]

Taman Kuliner
Alamat : Jl. Raya Kalimalang KAV 22, Duren Sawit, Jakarta Timur.
Telepon : (021) 8600058
Email : tamankuliner@yahoo.com  


Kemang Food Festival

Alamat : Jl. Kemang Raya no:19 C, Jakarta Selatan
Telepon : (021) 7194852
Faksimile : (021) 7194852
Email : kemangfoodfest@hotmail.com



Tidak ada komentar:

Posting Komentar