Budi Cahaya (kiri) bersama Andrie Wongso
Buka Warnet Setelah Toko Mainannya Gulung Tikar
Bermodal dari kegagalan membuka usaha replika mobil, Budi mampu bangkit lewat bisnis warnetnya. Ia pun tak mau muluk-muluk dalam mengawali bisnisnya tersebut. Bisnis ini ia pilih karena tidak banyak menyita waktunya dan pengawasannya mudah.
Tercatat sebagai karyawan bank BRI sejak 1997, Budi Cahaya mengawali karirnya di dunia perbankan. Jabatannya sebagai Account Officer membuat dirinya sering bertemu dengan banyak nasabah. Nasabah tersebut sebagian besar adalah pengusaha, mulai pengusaha kecil hingga menengah.”Karena sering bertemu dengan para nasabah saya yang sebagian besar sebagai pengusaha, saya jadi tahu seluk beluk bisnis,” papar pria yang berkacamata ini.
Hal tersebutlah yang kemudian memacu keberanian Budi untuk membuka usaha sendiri. Lalu, di 2008 Budi mulai membuka usaha replika mobil yang bernama Mobilan Toys. Mobilan Toy menjual berbagai macam replika mobil yang berbahan dasar plastik. Harga yang ditawarkan untuk sebuah replika tersebut pun bervariasi, mulai Rp35.000-Rp250.000. Barang-barang tersebut adalah produk yang didatangkan dari Cina dan ia menjadi distributornya.
Selang enam bulan, usaha tersebut mengalami kegagalan. Meskipun ia telah ikut serta dalam pameran di salah satu mal di Jakarta, penjualan pun tak mampu merangkak naik. “Itu usaha yang pertama saya. Saya mengalami kegagalan, namun dari hal tersebut saya memperoleh banyak pelajaran,” cerita pria kelahiran Jakarta ini.
Berangkat dari pengalaman tersebut. Budi memberanikan untuk memulai sebuah bisnis baru. Kali ini, ia mencoba bisnis di bidang internet. Di akhir 2008, ia pun mulai membuka warnet yang berlokasi di perumahan Duren Sawit, Jakarta Timur. Warnet tersebut dinamakan Brian Net. Nama tersebut diambil dari nama putra sulungnya, Brian.
Menurut Budi, bisnis warnet merupakan hal yang cukup ngetrend. Selain itu, jenis bisnis tersebut mudah diawasi dan juga komputer merupakan hobinya. Jadi, ia tidak terlalu mengalami banyak hambatan dalam mengawali bisnis tersebut.“Setiap Sabtu dan Minggu, saya mengontrol ke lokasi warnet. Karena jarak rumah saya dan warnet dekat, kadang pulang kerja saya pun menyempatkan diri mampir sebentar ke sana,” papar pria yang lahir di 1973 ini.
Di awal pembukaan warnet tersebut, Budi mengaku merogoh dari koceknya sendiri sebesar Rp20 juta. Rp15 juta untuk pengadaan delapan perangkat komputer Intel Pentium IV dan sisanya untuk biaya sewa tempat selama setahun. Selain itu, Budi pun memodali warnetnya dengan AC (Air Conditioner) yang ia telah miliki sebelumnya.
Untuk masalah lokasi, Budi pun tidak muluk-muluk. Ia hanya menyewa kios sederhana yang terletak di dekat perumahan Duren Sawit. “Saya tidak mau terlalu nafsu untuk membuka secara besar-besaran warnet ini. Karena banyak warnet besar lain disekitar sini gulung tikar, “ papar pria yang hobi bermain bulu tangkis ini.
Sejauh ini, para pelanggan warnetnya adalah para penduduk yang tinggal di komplek tersebut. Sebagian besar dari mereka adalah orang yang tidak memiliki akses internet di rumahnya. Biasanya mereka browsing, main game, dan ngeprint untuk berbagai keperluan. Setiap harinya Brian Net beroperasi mulai pukul 11.00 hingga 02.00 dini hari dan mampu meraup omset Rp150 ribu per hari.
Untuk biaya operational, setiap bulannya ia merogoh Rp2 juta. Biaya tersebut ia gunakan untuk membayar satu orang karyawan, sewa tempat, bayar listrik, dan membayar Telkom Speedy.
Untuk masalah peraturan membuka usaha sendiri bagi karyawan BRI, menurut Budi, pihak BRI tidak melarang, jika usaha tersebut tidak berbentuk PT (Perseroan Terbatas). Selain itu, ketika Duit menanyakan apa dia akan pindah kuadran? Budi menjawab, “Wah, saya belum berani untuk pindah kuadran.”
[Aswin Cahyadi]
Brian Net
Jalan Naga Raya II No 1
Duren Sawit, Jakarta Timur.
Tercatat sebagai karyawan bank BRI sejak 1997, Budi Cahaya mengawali karirnya di dunia perbankan. Jabatannya sebagai Account Officer membuat dirinya sering bertemu dengan banyak nasabah. Nasabah tersebut sebagian besar adalah pengusaha, mulai pengusaha kecil hingga menengah.”Karena sering bertemu dengan para nasabah saya yang sebagian besar sebagai pengusaha, saya jadi tahu seluk beluk bisnis,” papar pria yang berkacamata ini.
Hal tersebutlah yang kemudian memacu keberanian Budi untuk membuka usaha sendiri. Lalu, di 2008 Budi mulai membuka usaha replika mobil yang bernama Mobilan Toys. Mobilan Toy menjual berbagai macam replika mobil yang berbahan dasar plastik. Harga yang ditawarkan untuk sebuah replika tersebut pun bervariasi, mulai Rp35.000-Rp250.000. Barang-barang tersebut adalah produk yang didatangkan dari Cina dan ia menjadi distributornya.
Selang enam bulan, usaha tersebut mengalami kegagalan. Meskipun ia telah ikut serta dalam pameran di salah satu mal di Jakarta, penjualan pun tak mampu merangkak naik. “Itu usaha yang pertama saya. Saya mengalami kegagalan, namun dari hal tersebut saya memperoleh banyak pelajaran,” cerita pria kelahiran Jakarta ini.
Berangkat dari pengalaman tersebut. Budi memberanikan untuk memulai sebuah bisnis baru. Kali ini, ia mencoba bisnis di bidang internet. Di akhir 2008, ia pun mulai membuka warnet yang berlokasi di perumahan Duren Sawit, Jakarta Timur. Warnet tersebut dinamakan Brian Net. Nama tersebut diambil dari nama putra sulungnya, Brian.
Menurut Budi, bisnis warnet merupakan hal yang cukup ngetrend. Selain itu, jenis bisnis tersebut mudah diawasi dan juga komputer merupakan hobinya. Jadi, ia tidak terlalu mengalami banyak hambatan dalam mengawali bisnis tersebut.“Setiap Sabtu dan Minggu, saya mengontrol ke lokasi warnet. Karena jarak rumah saya dan warnet dekat, kadang pulang kerja saya pun menyempatkan diri mampir sebentar ke sana,” papar pria yang lahir di 1973 ini.
Di awal pembukaan warnet tersebut, Budi mengaku merogoh dari koceknya sendiri sebesar Rp20 juta. Rp15 juta untuk pengadaan delapan perangkat komputer Intel Pentium IV dan sisanya untuk biaya sewa tempat selama setahun. Selain itu, Budi pun memodali warnetnya dengan AC (Air Conditioner) yang ia telah miliki sebelumnya.
Untuk masalah lokasi, Budi pun tidak muluk-muluk. Ia hanya menyewa kios sederhana yang terletak di dekat perumahan Duren Sawit. “Saya tidak mau terlalu nafsu untuk membuka secara besar-besaran warnet ini. Karena banyak warnet besar lain disekitar sini gulung tikar, “ papar pria yang hobi bermain bulu tangkis ini.
Sejauh ini, para pelanggan warnetnya adalah para penduduk yang tinggal di komplek tersebut. Sebagian besar dari mereka adalah orang yang tidak memiliki akses internet di rumahnya. Biasanya mereka browsing, main game, dan ngeprint untuk berbagai keperluan. Setiap harinya Brian Net beroperasi mulai pukul 11.00 hingga 02.00 dini hari dan mampu meraup omset Rp150 ribu per hari.
Untuk biaya operational, setiap bulannya ia merogoh Rp2 juta. Biaya tersebut ia gunakan untuk membayar satu orang karyawan, sewa tempat, bayar listrik, dan membayar Telkom Speedy.
Untuk masalah peraturan membuka usaha sendiri bagi karyawan BRI, menurut Budi, pihak BRI tidak melarang, jika usaha tersebut tidak berbentuk PT (Perseroan Terbatas). Selain itu, ketika Duit menanyakan apa dia akan pindah kuadran? Budi menjawab, “Wah, saya belum berani untuk pindah kuadran.”
[Aswin Cahyadi]
Brian Net
Jalan Naga Raya II No 1
Duren Sawit, Jakarta Timur.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar