Kamis, 15 Juli 2010

Produsen Sarung Tangan


Bangkit Sebagai Produsen Sarung Tangan Pasca Gempa

Bermodalkan relasi, Zen memulai bisnis pembuatan sarung tangan dengan modal yang relatif kecil. Setiap bulannya ia mampu memproduksi 5000 pasang sarung tangan. Kuncinya adalah menjaga kualitas dan selalu menciptakan inovasi desain.

Rasanya, tak nyaman bila kita mengendarai sepeda motor tanpa mengenakan sarung tangan. Tanpa mengenakan sarung tangan, tangan kita dapat terbakar saat mengendarai sepeda motor karena sengatan sinar matahari. Selain itu, dengan menggunakan sarung tangan kita dapat mengurangi resiko luka jika terjadi kecelakaan.

Secara definisi, sarung tangan adalah sebuah alat yang berfungsi melindungi pergelangan dan telapak tangan kita. Pada umumnya, sarung tangan terbuat dari kulit berbagai hewan. Namun, pada perkembangannya banyak muncul sarung tangan yang terbuat dari berbagai bahan, salah satunya cotton. 

Karena melihat peluang bagus di pasar sarung tangan, Zainal Arifin pun tertarik untuk memulai usaha tersebut. Apalagi, kebutuhan sarung tangan pun mengikuti perkembangan sepeda motor yang terus merangkak naik tiap tahunnya. 

Awalnya, Zaenal atau yang kerap disapa Zen tercatat sebagai karyawan di perusahaan Korea. Perusahaan tersebut adalah produsen sarung tangan olahraga, seperti Golf dan Baseball. “Saya mulai bekerja di perusahaan Korea dari 1990 hingga 2005. Awalnya, saya bekerja di Jakarta hingga terakhir saya ditempatkan di Yogyakarta,” cerita ayah satu anak ini.

Rupanya, pengalamannya selama menjadi karyawan di perusahaan sebelumnya tidak ia sia-siakan. Kemudian, pada Mei 2006 pasca gempa di Yogyakarta, ia pun memutuskan untuk membuka usaha pembuatan sarung tangan motor. “Saya sudah tidak mampu kalau harus bekerja dengan orang lain lagi. Akhirnya, dengan berbekal pengalaman saya memutuskan untuk membuka sendiri,” ujar pria yang hobi olahraga ini. 

Ketika, memulai usaha ini Zen tidak mengeluarkan banyak modal. ”Saya hanya punya tabungan Rp10 juta. Itupun, sebagian besarnya saya gunakan untuk membiaya kehidupan sehari-hari, “ujar pria kelahiran Blora ini. Berkat memiliki banyak relasi, ia pun dengan mudah mendapatkan bahan baku sarung tangan di wilayah Yogyakarta dengan pembayaran tempo. 

Setelah mendapatkan bahan baku, ia pun membuat desain dan memotong pola sarung tangan tersebut. Kemudian, ia membuat logo yang berlabel Zendi's Glove. Ia mengaku nama label tersebut adalah akronim ia dan temannya, yakni Zen dan Zumdi. Setelah itu, proses penjahitan. Ia mengaku proses penjahitan, tidak ia tangani sendiri. Karena keterbatasan alat dan pegawai, ia harus melempar pekerjaan tersebut ke orang lain. 

Setelah proses tersebut selesai, ia mendistribusikannya ke penjual variasi motor dan penjual helm. Biasanya, ia memberikan tempo pembayaran selama 2 minggu kepada para penjual. ”Setelah para penjual itu membayar, saya membayarnya ke teman-teman yang telah meminjamkan bahan baku dan jasa penjahitan,” ujar pria kelahiran 1968.

Perlahan namun pasti akhirnya usaha yang dirintis Zen pun membuahkan hasil. Kini, ia telah memiliki workshop yang berlokasi di Jalan Brontonkusuman MG III No 250, Yogyakarta. Selain itu, ia pun telah memiliki 15 orang karyawan tetap. “Kadang-kadang kami kesulitan memenuhi order yang datang. Karena itu, saya melempar sebagian pekerjaan ke orang lain,” papar Zen.

Saat ini, ia telah memiliki satu buah mesin potong dan 12 mesin jahit besar. Setiap bulannya, ia mampu memproduksi 3000-5000 pasang sarung tangan dengan 20 variasi model sarung tangan yang berbeda. Tiap sarung tangannya ia banderol mulai Rp18.000-Rp35.000. Dari jumlah tersebut, ia dapat mengantongi margin keuntungan 10%-15%. Kebanyakan pelanggannya adalah perusahaan yang telah memiliki brand sendiri, salah satunya sarung tangan merek Maestro. Jadi, ia hanya memproduksi, masalah penjualan ditangani oleh perusahaan tersebut.

Rupanya, para pelanggannya tidak hanya berasal dari Jakarta dan Yogyakarta. Ia mengaku, selama ini banyak order dari luar Pulau Jawa, namun tidak dapat ia kerjakan karena keterbatasan modal. Untuk masalah pembiayaan, tiap bulannya ia menggelontorkan Rp30 jutaan. Biaya tersebut dialokasikan untuk biaya pegawai, sewa tempat, dan listrik. Menurut Zen, prospek ke depan usaha ini masih bagus karena peningkatan jumlah motor tetap naik. 

[Aswin Cahyadi]

Zendi's Glove
Brontokusuman MG III RT 21/06, Yogyakarta
Telp : 081328638888
 


Tidak ada komentar:

Posting Komentar